Sukanagara, 02 April 2020
Teruntuk:
Rury
Di tempat
Virgoun
mengatakan, kamu adalah bukti baiknya Tuhan padaku.
Maka, dia
benar.
Kamu
adalah patah hati terbaik yang Tuhan berikan.
Waktu telah berlalu, dan aku menyadarinya. Rasa ini harusnya sirna bersama termin yang terus berjalan. Tapi tidak, perasaan ini masih tersimpan dengan rapi dalam dada. Namamu masih bertahta. Masa mungkin sedikit mengikisnya, karena melupakanmu adalah sesuatu yang sedang aku usahakan, walau terasa menyakitkan.
Benar kamu adalah patah hati terbaik, kenangan bersamamu masih tersimpan rapi, terajut dalam ribuan kata yang tak akan terlupa. Entah sajak atau cerita, keduanya tak pernah bosan bercerita tentang aku dan kamu yang tak pernah menjadi kita.
Kerinduan akanmu mungkin sudah tertutup debu, karena tak pernah kamu buka. Aku tidak memaksa kamu untuk mengerti rasa ini, karena aku tahu, hanya aku yang mendamba kisah ini berakhir bahagia, tapi kamu tidak. Aku tahu seberapa besar jiwa ini mendamba hadirmu, sedang kamu tidak. Aku merasa lelah harus terus mengiba pada semesta, sedang kamu telah bersamanya.
Satu waktu aku
merasa ini tak adil. Tapi, aku sadar, hanya aku yang mencinta, sedang kamu
tidak. Adil kita berbeda. Kisah kita tak sama. Menyakitkan memang, tapi aku
bisa apa? Sudah seharusnya dari dulu aku mengucapkan, selamat tinggal sayang,
kisah ini bukan milik kita, tapi milik kamu dan dia.
Dari: Biru
Yang mulai lelah mengiba pada semesta
Dan menyadari kisah ini milikmu dan dia.
Komentar
Posting Komentar