Aku tahu setiap
orang tua selalu khawatir tentang anak mereka, dan berharap bisa memantaunya
setiap saat. Tapi, pernahkah mereka berpikir justru hal itu membuatnya anaknya
terkekang dan menginginkan kebebasan? Aku tahu sebagai seorang anak sudah seharusnya
menuruti keinginan orang tuanya dan berbakti kepada mereka. Tapi, bisakah aku
lebih egois lagi? Aku hanya ingin sedikit kebebasan di duniaku yang kecil? Aku
hanya meminta sedikit saja, bisakah kalian mengabulkannya? Aku memang bukan
anak yang berbakti, aku tahu itu.
Ketika aku
sendirian, merenung apa yang selama ini terjadi dan telah aku lalui, aku
menyadari ini seperti burung dalam sangkar, kalian seolah membuatku memiliki
sayap untuk terbang tinggi, tapi kenyataannya itu tak akan pernah terjadi
karena kalian telah menciptakan pembatas tak kasat mata. Aku selalu menangis
ketika mengingatnya. Tolong jangan selalu mengekangku dengan ke egoisan kalian,
karena aku yakin aku bisa berdiri di atas kedua kaki ku sendiri untuk
mengggaoai impian yang dulu kalian tentang.
Kalian mungkin tidak menyadarinya, tapi jiwaku sudah lelah dengan semua kekangan ini. Aku tak meminta banyak, hanya satu, jangan campuri hobi kku, itu sudah lebih dari cukup. Aku butuh waktu untuk duniaku sendiri, menghirup udara bebas dari pekatnya harapan dan keinginan kalian.
Jika kita
menoleh ke belakang, tiga tahun masa sma ku, habis hanya untuk belajar,
belajar, dan belajar. Tidak cukupkah tiga tahun itu untuk memenuhi ambisi
kalian. Bahkan pada akhir pekan aku tetap melakukan les dan membaca buku.
Disela belajar itu aku hanya memiliki waktu untuk bernapas, menulis dalam
duniaku sendiri yang kalian ragukan. Kalian ingat, kalian seolah menyerahkan
masa depan padaku, tapi nyatanya tidak, kalian tetap memegang keputusan akhir.
Itu sangat mengecewakan.
Kalian mungkin tidak menyadari betapa stres dan frustasinya aku saat itu. Bahkan aku pernah berpikir untuk mengakhiri hidupku sendiri. Beberapa bulan lalu seorang Psikolog mendianosisku mengalami stress berat. Bukankah hidup ini terlalu lucu?
Tasikmalaya,
15 Februari 2020
Biru
Komentar
Posting Komentar